Obesitas merupakan masalah yang banyak menarik perhatian masyarakat karena erat kaitannya dengan penampilan, sehingga pembahasannya bukan semata-mata membicarakan masalah kesehatan. Alasan utama terjadinya obesitas adalah pemasukan energi yang jauh melebihi pengeluarannya, sehingga terjadi
penumpukan lemak tubuh yang melebihi batas wajar. Hal ini dapat terlihat dengan mudah dan sering menimbulkan beban psikologis bagi penderitanya. Kehilangan bentuk tubuh dapat membuat seseorang kehilangan rasa percaya diri, bahkan dapat pula menimbulkan depresi.Meskipun obesitas dapat terlihat dengan mudah, perlu batasan untuk menentukan seseorang dikatakan menderita obesitas atau tidak.Secara umum, kelebihan berat badan dinyatakan dalam persentase untuk berat badan normal. Orang yang berat badannya melebihi batas normal belum tentu tergolong penderita obesitas karena perawakan tubuh juga berpengaruh. Seorang yang berperawakan tubuh besar dengan kelebihan berat badannya melebihi dua puluh persen dari berat badan normal untuk tingginya, belum tergolong penderita obesitas.Penentuan obesitas secara alamiah dilakukan dengan melihat perbandingan jumlah lemak tubuh terhadap berat badan secara keseluruhan. Jumlah lemak tubuh sekitar dua belas persen dari jumlah berat badan total bagi seorang pria muda masih dianggap normal, sedangkan jumlah lemak 26 persen dari berat badan totalnya juga masih dianggap normal bagi wanita.Pada kelompok masyarakat yang tingkat ekonominya tergolong rendah, jarang dijumpai masalah obesitas pada kelompok usia muda (juvenile obesity). Perubahan dalam tata cara pemberian makan kepada anak akan menentukan apakah bakal menderita obesitas atau tidak.Ada anggapan sementara orangtua bahwa bayi yang sehat adalah bayi yang gemuk. Fenomena yang sering terlihat adalah pemberian susu botol secara berlebihan yang dimaksudkan agar bayi menjadi gemuk.Adanya kelebihan lemak dalam tubuh sering menjadikan seorang penderita obesitas merasa menderita, geraknya serba lamban dan tidak gesit, sementara kehidupan modern menuntut serba cepat. Penderita obesitas cenderung mengalami keterlambatan, bahkan kecelakaan. Beban lemaknya ini disandang penderita obesitas bersama-sama dengan beban batinnya, sejak bangun tidur hingga tidur kembali.Adabeberapa faktor yang saling mempengaruhi sebagai penyebab obesitas, yaitu:
(1).Kelebihan masukan (intake) makanan.Hal ini erat kaitannya dengan semakin meningkatnya taraf kehidupan seseorang. Kelebihan makanan ini sering kurang disadari olehpara penderita obesitas. Banyak di antara mereka yang mengaku tidak banyak makan, tetapi justru menjadi gemuk. Mereka lupa bahwa setiap hari tidak lepas dari makanan-makanan kecil. Kebiasaan makan makanan kecil inilah justru membuat masukan kalori menjadi tinggi. Sering terjadi, ketika menonton acana TV, tanpa disadani telah menghabiskan satu toples kue atau kerupuk goreng.
(2).Kurang aktivitas fisik.Seorang karyawan biasa yang tiba-tiba dipromosikan menduduki jabatan penting memiliki kecenderungan mengalami obesitas karena aktivitas fisiknya berkurang. Jika biasanya berangkat ke kantor harus berjalan kaki ke halte bus, kini cukup diantar oleh sopir, ditambah dengan jamuan makan yang harus dihadiri, yang sering kali menyajikan makanan-makanan berkalori tinggi dan rendah serat. Oleh karena itu, obesitas merupakan ancaman tersendiri bagi para eksekutif yang sibuk tetapi kurang aktivitas fisik.
(3).Kemajuan teknologi.Perkembangan teknologi juga memberi kontribusi terhadap terjadinya obesitas. Ini juga berkaitan dengan berkurangnya aktivitas fisik. Tingkat kemakmuran yang bertambah juga mendorong seseorang untuk memanfaatkan teknologi dalam semua bidang kehidupan agar aktivitas fisik yang berat dapat dikurangi. Kemudahan-kemudahan kini tersedia dengan harga relatif terjangkau, khususnya dalam hal teknologi rumah tangga.
(4).Faktor psikologis.Jangan dilupakan bahwa stres juga dapat menjadi faktor pemicu obesitas. Seseorang yang mendapat tekanan psikologis dan beban mental yang cukup berat sering menjadikan makan sebagai pelarian. Dengan makan, seseorang tadi merasa terhindar dan mampu melupakanmasalahnya. Masalah kegemukan dan stres akan menjadi suatu lingkaran setan. Sulit dibedakan stres yang menyebabkan kegemukan ataukah kegemukan yang menyebabkan stres.
(5).Keturunan/genetika.Di antara sifat-sifat fisik yang diturunkan adalah bentuk tubuh. Seseorang dengan bentuk tubuh endomorf, yaitu cenderung bulat, lebih rawan terhadap obesitas dibandingkan mereka yang memiliki bentuk tubuh ektomorf, yaitu cenderung kurus atau mesomorf, yaitu berotot. Seseorang dengan bentuk tubuh mesomorf cenderung tidak memiliki masalah obesitas. Namun, kebanyakan orang memiliki kombinasi sifat-sifat tersebut.Status BMI (Body Mass Index)Di bawah 18,5 ……. Underweight (Di bawah berat badan normal)18,5 – 24,5 …………Normal25,0 – 29,9 ……….. Overweight (Kelebihan berat Badan)30.0 ke atas ………. Obese (Obesitas – kegemukan)Cara menghitung Body Mass Index (BMI)Perhitungan yang dikeluarkan National Health Institute pada tahun 1998 ini dapat membantu mengukur rasio tinggi badan dan berat badan yang ideal melalui perhitungan sebagai berikut: Misalnya Berat badan = 70 kgTinggi badan = 1,65 cmBMI = 70 : (1,65 x 1,65) = 25,3.Menurut Status BMI, Anda termasuk overweight.
0 comments:
Post a Comment