Thursday, December 8, 2011

Ancaman Kuda Hitam di Liga Champions

Fase babak penyisihan grup Liga Champions telah berakhir. Muncul kejutan dengan rontoknya tim-tim besar macam Manchester United, Manchester City, Valencia dan FC Porto. Tempat mereka kini digantikan sejumlah 'kuda hitam' yang siap mengubah tradisi kompetisi klub paling bergengsi tersebut.

Terakhir kali klub berlabel 'kuda hitam' menjuarai Liga Champions adalah pada musim 2003/2004. Ketika itu, FC Porto sukses besar di bawah asuhan Jose Mourinho. Sesudahnya, tak ada lagi klub papan tengah yang mampu menerobos dominasi para raksasa Eropa.

AC Milan, Barcelona, Liverpool, Inter Milan dan Manchester United mampu mempertahankan kehormatan klub-klub besar di panggung Liga Champions dalam 7 tahun terakhir. Meski demikian, dominasi para raksasa Eropa musim ini berpotensi dipatahkan.

Ada 4 klub yang yang berlabel sebagai pembunuh para raksasa, yaitu Napoli, Bayer Leverkusen, Olympique Lyon, dan Zenit St Petersburg. Keempatnya tampil sangat impresif selama babak penyisihan grup.


Napoli

Dalam 2 musim terakhir, klub berjuluk Partenopei seakan bangkit dari kubur setelah era keemasan Diego Maradona. Musim lalu, Marek Hamsik dan kawan-kawan mampu bersaing di papan atas Serie A dan finis di peringkat tiga. Musim ini, prestasi tim besutan Walter Mazzarri itu lebih hebat lagi.

Tak hanya bersaing di kompetisi lokal, Napoli juga mampu membagi konsentrasinya di Eropa dengan lolos dari grup neraka Liga Champions. Bayangkan saja, sebagai pendatang baru, Napoli harus bersaing dengan Bayern Munich, Villarreal, dan Manchester City di Grup A. Dua nama pertama jelas lebih berpengalaman dari Napoli.

Meski demikian, Edinson Cavani dan kawan-kawan terbukti bukanlah klub sembarangan. Mereka mampu lolos pada matchday terakhir dengan menjadi runner-up usai mengalahkan Villarreal 2-0.

Bayer Leverkusen

Setelah kepergian Jupp Heynckes, banyak yang meragukan kemampuan Leverkusen untuk mampu menjaga tren positif mereka di Bundesliga. Apalagi, tim berjuluk Werkself itu juga harus main di Liga Champions. Namun, Leverkusen ternyata mampu membalikkan semua prediksi.

Pasukan Robin Dutt itu memang untuk sementara hanya duduk di peringkat 6 Bundesliga. Akan tetapi, selisih poin mereka dengan Munich di puncak klasemen tidak terlalu jauh, yakni hanya 6 angka.

Di arena Liga Champions, Rene Adler dan kawan-kawan juga sanggup membuktikan kualitas mereka. Bersaing dengan Chelsea, Valencia, dan Racing Genk, Leverkusen mampu lolos sebagai runner up.
Kekuatan utama Leverkusen ada pada faktor Stadion BayArena. Dari 3 laga kandang di Liga Champions musim ini, Leverkusen mampu menyapu bersih semua partai dengan kemenangan.

Olympique Lyon

Nama Lyon sebenarnya tak asing di arena Liga Champions. Dalam 1 dekade terakhir, klub yang kini dilatih Remi Garde selalu lolos ke fase grup. Tak hanya itu, Les Gones juga beberapa kali membuat kejutan dan bahkan 3 kali lolos ke perempat final.

Musim ini, Lyon lagi-lagi membuktikan kehebatan mereka. Sempat tertatih-tatih di awal kompetisi, Lyon sanggup lolos sebagai runner up Grup D. Pada matchday terakhir yang menentukan lolos atau tidaknya mereka, Lyon mengamuk dengan membantai tuan rumah Dinamo Zagreb 7-1.

Senjata utama Lyon adalah striker Bafetimbi Gomis. Pemain bernomor punggung 18 itu merupakan pencetak gol kedua terbanyak di Liga Champions musim ini dengan koleksi 5 gol. Gomis hanya kalah dari Lionel Messi (Barcelona) dan Mario Gomez (Munich) yang sama-sama sudah mencetak 6 gol.

Tak hanya Gomis, Lyon juga masih memiliki sejumlah pemain potensial lainnya yang bisa menjadi mimpi buruk bagi lawan, seperti Michel Bastos, Yoann Gourcuff, Lisandro Lopez, dan Hugo Lloris.

Zenit St Petersburg

Sama seperti tiga klub di atas, Zenit juga menunjukkan peningkatan prestasi yang signifikan dalam beberapa musim terakhir. Dalam 4 musim terakhir, Zenit mampu meraih 6 gelar bergengsi, termasuk Piala UEFA dan Piala Super Eropa pada 2008 lalu.

Setelah mengakhiri Russian Premier League musim lalu dengan trofi juara, Zenit datang ke kompetisi Liga Champions musim ini dengan optimisme tinggi. Di bawah arahan Luciano Spalletti, Zenit mampu melewati adangan tim sekelas Porto.

Mereka lolos sebagai runner up Grup G di bawah Apoel Nicosia. Domenico Criscito dan kawan-kawan hanya kalah rekor head-to-head dengan Apoel.

Selain 4 tim di atas, masih ada tim-tim lain yang berpotensi memberikan kejutan macam Apoel, FC Basel, dan CSKA Moscow. Ketiganya juga tampil cukup mengesankan selama babak penyisihan grup.

Menarik ditunggu bagaimana kiprah mereka di babak 16 besar nanti. Mampukah mereka semua memberikan kejutan? Kita tunggu saja di fase knock-out, Februari 2012 mendatang.

0 comments:

Post a Comment